Bismillah

"Koran mas. "

Aku pun sedikit terkejut, baru saja ku kunci kamar kos tempat aku tinggal untuk berangkat ke tempat kerja, ada suara yang menyapa. Padahal waktu itu masih jam setengah enaman dan udarapun masih basah sisa hujan semalam. Akupun menoleh, seorang pemuda umur belasan, sambil tersenyum menunjukkan setumpuk koran yang dibawanya...

"Ada republika, media, poskota..." pemuda itu mencoba menawarkan..
"Ada berita apa?" tanyaku
"Wah banyak banyak..ada Iran yang berani melawan barat dalam hal pengayaan uranium, ada Jakarta yang siaga IV karena mau banjir, penolakan umat Islam terhadap Playboy, wah banyak deh mas.." dengan semangat ia menjelaskan..

Akhirnya aku membeli koran dari pemuda. Dan dari gang tempat kos aku tinggal, kami berjalan menuju jalan raya. Dalam perjalanan pemuda itu bercerita..

"Aku harus dapat jual koran sebanyak-banyaknya mas. Aku perlu uang untuk dapat ditabung. Pertengahan tahun ini aku dah lulus SMU dan aku pengin kuliah. Siapa tahu bisa merubah hidup. Ya, orang bilang sih aku nghayal, tapi aku ga peduli, aku yakin aku bisa mas." katanya sambil berlari penuh smangat mengejar bus yang lewat..

Wow, aku tertegun melihat smangat yang luar biasa dari pemuda itu. Aku seakan bisa merasakannya dari cara dia bicara dan langkah dia berlari...

Aku masih dipinggir jalan, menungguh Kopaja 57 lewat...sambil merenung dan tersenyum sendiri..dan smangat pemuda itu ternyata menyulut smangatku juga. Hingga Kopaja itu datang dan aku berada di dalamnya pun, smangat itu ada di sana .

Ya aku harus punya smangat yang sama seperti pemuda itu. Masa depan yang lebih baik, aku harus berusaha menggapainya. Aku tidak boleh kalah oleh tugas yang menumpuk, jalan yang macet, kesulitan yang datang apalagi ama kemalasan yang menggoda.

Sambil membaca halaman demi halaman dari koran yang kubeli, terlintas di benakku, hari ini adalah hari penuh smangat. Di sekitarku, ada seorang penjual koran yang mengajariku bagaimana mengawali hari dengan smangat dan ada aku yang terbakar smangat melihatnya. Di luar sana, ada sebuah negara yang dengan smangat dan percaya diri, mengayakan uranium untuk mendapatkan sumber energi alternatif bagi rakyatnya meski harus berhadapan dengan kesewenangan negara adikuasa, sementara di sini, ada mayoritas umat islam dengan smangat memperjuangkan kebenaran dengan menentang kehadiran majalah perusak moral. Semoga saja pagi ini mengawali kesuksesan di hari ini .. and..moga-moga ga jadi banjir (..kata koran sudah siaga IV..).

Sementara itu pula, seperti tahu smangat ini, di ear-phone ku yang tersambung dengan mp3 player, senandung nasyid dari Raihan pun meluncur diiringi dengan alat musik pukul yang menghentak.

"Mulaikanlah kerja dengan niat yang satu untuk mendapat keridloannya, biar sgala urusan dipermudahkannya, agar snantiasa dalam kebaikan, barulah hati kita kan terasa tenang dan bersyukur dengan apa yang ada...
Dimulaikan dengan Bismillah, disudahi dengan Alhamdulillah, begitulah sehari dalam hidup kita, mudah-mudahan diberkahi Allah "


Ya, Allah kuatkanlah imanku, ridloilah setiap langkahku dan mudahkanlah jalanku dalam menggapai rahmatmu.


"Rodliytu billahi robbaa, wabil islaam midiynaa, wabimuhammadin sholallahu 'alayhi wasalama rosuulan"


Assalamualaikum Wr. Wb.

Jika kita berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba. Hari inilah yang akan kita jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum tentu datang. Hari yang saat ini mataharinya menyinari kita dan siangnya menyapa kita inilah hari kita.
Umur kita mungkin tinggal hari ini. Maka anggaplah masa hidup kita hanya hari ini atau seakan-akan kita dilahirkan hari ini dan akan mati hari ini juga. Dengan begitu kita tak akan tercabik-cabik di antara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh ketidakpastian dan acapkali menakutkan.

"Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang yang bersyukur" [QS. Al-Araf : 144]

Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian dan kebencian.

[disarikan dari La Tahzan, Dr. 'Aidh al-Qarni]