Dari Pameran ke Pameran

Setiap kali baca koran, kolom iklan pasti yang dituju, terutama iklan jual beli rumah. Maklumlah, mungkin terlalu terobsesi atau bermimpi pengin punya rumah sendiri. Ya..beberapa bulan terakhir seneng banget bolak balik iklan rumah. Kadang sedih karena ga ada yang pas ama budget, tapi kadang juga tersenyum garing bila lihat harga rumah yang harganya terbang ke angkasa hehehe...

Pagi itu, lagi asyik sarapan, ada SMS, ternyata dari temen. Katanya hari itu ada pemeran rumah di JCC. Wah, acara kaya gini tuh yang bikin semangat. Yah, siapa tahu ada yang sesuai dengan keinginan, kalo ngga ya, itung-itung ngumpulin brosur. Akhirnya berdua ama temen berangkat ke JCC. Meski panas-panas, tetep aja jalan.

Sesampai di sana, ternyata pengunjungnya cukup banyak. Hehehe.. dari satu stan ke stan yang lain, lembar-demi-lembar brosur aku kumpulin. Ya, sambil tanya-tanya sana sini, berapa harga, lokasi di mana dll. Udah puas ngumpulin brosur, aku dan temenku istirahat di halaman JCC sambil bolak-balik brosur yang baru diambil. Lembar-demi-lembar ku lihat. Hehehe, aku sama temenku hanya tersenyum melihat harga yang demikian mahal.

Eh.. tiba-tiba ada bapak-bapak disebelahku nyeletuk, entah ke aku atau ke istrinya yang ada disampingnya, atau kesiapa ga tahu deh... "Wah ini tuh rumahnya yang terlalu mahal atau pendapatan kita ya yang terlalu kecil"....

Aku dan temenku yang mendengarnya langsung tertawa spontan. Dan bapak-bapak itupun juga tertawa. Ternyata banyak juga orang-orang yang senasib dengan kami .... Berusaha mewujudkan mimpi ......

Hm.... sepanjang perjalanan pulang, aku merenung. Mungkin, begitulah ikhtiar, berusaha untuk mendapatkan sesuatu, meski kadang ga sesuai harapan. Tapi mungkin itu juga cara Alloh menguji keseriusan hamba-Nya dalam mencari ridlo-Nya.

Akhirnya kami pun berpisah. Sambil bercanda ia berkata "Sampai jumpa di pameran selanjutnya" .... hehehe....


Ketika Banjir Menyapa

Hari sudah jam 8-an, namun hujan masih terus mengguyur kota dengan derasnya. Seakan-akan tiada habis meski sudah ditumpahkan sejak tengah malam sebelumnya. Sejenak meninggalkan pekerjaan, aku mencoba mencari informasi terakhir kondisi Jakarta. Mencoba untuk browsing melalui internet, eh ternyata internetnya ga jalan. Karena penasaran akhirnya coba cari informasi via televisi. N ... ternyata sejak pagi semua stasiun televisi telah menayangkan secara khusus kejadian banjir yang menyapa Jakarta.

Hari ini banjir benar-benar menyapa semua penguni Jakarta, baik yang di rumah, di jalan, di kantor, di pasar, di sekolah, dlsb. Di rumah, banjir menyapa dengan genangan yang memaksa penghuni rumah menngungsi ke tempat-2 yang aman. Di jalan, banjir menyapa ribuan orang hingga membuat mereka tidak bisa mencapai tempat kerjanya, bahkan ada yang terjebak ga bisa berangkat ga bisa pulang. Angkutan umum banyak yang tidak beroperasi karena jalan tak bisa dilalui. Di perkantoran, banjir menyapa dengan memutuskan saluran komunikasi (internet, telephone, fax). Dan lain sebagainya, masih banyak cara banjir memberikan sapaan.

Hari ini adalah hari Jum'at. Hari yang dimuliakan di antara hari-2 yang lain. Mungkin, hari ini kita harus lebih mendekatkan diri kepada 4JJI dengan memenuhi panggilannya untuk melaksanakan shalat Jum'at serta bermunajat kepada-Nya, semoga banjir ini cukup sampai di sini tidak bertambah luas dan setelah itu, kita ulurkan tangan kita, semampu kita, untuk mengurangi penderitaan korban banjir. Mereka saudara kita, saat ini mereka yang disapa banjir, besok siapa tahu giliran kita....

Ya 4JJI, semua yang terjadi ini adalah kehendak-Mu. Jadikanlah melalui banjir ini, membuat kami semakin takut akan azab-Mu dan membuat kami semakin berharap akan kasih-Mu. Engkaulah Maha Kuasa atas segala sesuatu.