Fatwa MUI Tentang Perayaan Natal Bersama

image

FATWA MAJLIS ULAMA INDONESIA
Tentang Perayaan Natal Bersama


Menimbang:
1) Ummat Islam perlu mendapat petunjuk yang jelas tentang Perayaan Natal Bersama.
2) Ummat islam agar tidak mencampur-adukkan Aqidah dan ibadahnya dengan Aqidah dan ibadah agama lain.
3) Ummat Islam harus berusaha untuk menambah Iman dan Taqwanya kepada Allah SWT.
4) Tanpa mengurangi usaha ummat Islam dalam Kerukunan Antar Ummat Beragama di Indonesia.

Meneliti kembali: Ajaran-ajaran agama Islam, antara lain:

A) Bahwa ummat Islam diperbolehkan untuk bekerja sama dan bergaul dengan ummat agama-agama lain dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah keduniaan, berdasarkan atas:

1. Al-Qur'an surat Al-Hujarat ayat 13:
''Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu sekalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan Kami menjadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa (kepada Allah), sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal''

2. Al-Qur'an surat Lukman ayat 15:
''Dan jika kedua orang tuamu memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang kamu tidak ada pengetahuan tentang ini, maka janganlah kamu mengikutinya, dan pergaulilah keduanya di dunia ini dengan baik. Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian kepada Ku-lah kembalimu, maka akan Ku-beritakan kepada-mu apa yang telah kamu kerjakan''.

3. Al-Qur'an surat Mumtahanah ayat 8:
''Allah tidak melarang kamu (ummat Islam) untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang (beragama lain) yang tidak memerangi kamu karena agama dan tidak pula mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil''.

B) Bahwa ummat Islam tidak boleh mencampur-adukkan agamanya dengan aqidah dan peribadatan agama lain berdasarkan:

1. Al-Qur'an surat Al-Kafirun ayat 1 - 6:
''Katakanlah hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah pula menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku''.

2. Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 42:
''Janganlah kamu campur-adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedangkan kamu mengetahuinya''.

C) Bahwa ummat Islam harus mengakui ke-Nabian dan ke-Rasulan Isa Almasih bin Maryam sebagaimana pengakuan mereka kepada para Nabi dan Rasul yang lain, berdasarkan atas:

1. Al-Qur'an surat Maryam ayat 30 - 32:
''Berkata Isa: Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberikan Al Kitab(Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku hidup (Dan Dia memerintahkan aku) berbakti kepada ibuku (Maryam) dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.''

2. Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 285:
''Rasul (Muhammad) telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman; semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya dan Rasul-rasul-Nya (Mereka mengatakan): Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari Rasul-rasul-Nya dan mereka mengatakan: Kami mendengar dan kami taat. (Mereka berdoa) Ampunilah Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.

D) Bahwa barangsiapa berkeyakinan bahwa Tuhan itu lebih dari satu, Tuhan itu mempunyai anak dan Isa Almasih itu anaknya, maka orang itu kafir dan musyrik, berdasarkan atas:

1. Al-Qur'an surat Al-Maidah ayat 72:
''Sesungguhnya telah kafir orang-orang yang berkata: Sesungguhnya Allah itu ialah Almasih putera Maryam. Pada hal Almasih sendiri berkata: Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya sorga dan tempatnya ialah neraka, tidak adalah bagi orang zalim itu seorang penolong pun''.

2. Al-Qur'an surat Al-Maidah ayat 73:
''Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: Bahwa Allah itu adalah salah satu dari yang tiga (Tuhan itu ada tiga), pada hal sekali-kali tidak ada Tuhan selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang kafir itu akan disentuh siksaan yang pedih''.

3. Al-Qur'an surat At Taubah ayat 30
''Orang-orang Yahudi berkata'' Uzair itu anak Allah, dan orang-orang Nasrani berkata Almasih itu anak Allah. Demikian itulah ucapan dengan mulut mereka, mereka meniru ucapan/perkataan orang-orang kafir yang terdahulu, dilaknati Allah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling''.

E) Bahwa Allah pada hari kiamat nanti akan menanyakan Isa, apakah dia pada waktu di dunia menyuruh kaumnya agar mereka mengakui Isa dan Ibunya(Maryam) sebagai Tuhan. Isa menjawab: Tidak. Hal itu berdasarskan atas :

Al-Quran surat Al-Maidah ayat 116 - 118:
''Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia (kaummu): Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah? Isa menjawab: Maha Suci Engkau (Allah),tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya).Jika aku pernah mengatakannya tentu Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku sedangkan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Akut tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yangEngkau perintahkan kepadaku (mengatakannya), yaitu: Sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu dan aku menjadi saksi terhadap mereka selama aku berada di antara mereka. Tetapi setelah Engkat wafatkan aku. Engkau sendirilah yang menjadi pengawas mereka. Engkaulah pengawas dan saksi atas segala sesuatu. Jika Engka menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu dan jika Engka mengampunkan mereka, maka sesungguhnya Engkau Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.

F) Islam mengajarkan bahwa Allah SWT itu hanya satu, berdasarkan atas :

Al-Qur'an surat Al-Ikhlas:
''Katakanlah: Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak seorang pun/sesuatu pun yang setara dengan Dia''.

G) Islam mengajarkan ummatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari larangan Allah SWT serta untuk mendahulukan menolak kerusakan daripada menarik kemaslahatan, berdasarkan atas:

1. Hadits Nabi dari Nu'man bin Basyir:
''Sesungguhnya apa-apa yang halal itu telah jelas dan apa-apa yang harampun telah jelas, akan tetapi di antara keduanya itu banyak yang syubhat (sebagian halal, sebagian haram), kebanyakan orang tidak mengetahui yang syubhat itu. Barangsiapa yang memelihara diri dari yang syubhat itu, maka bersihlah agamanya dan kehormatannya, tetapi barangsiapa jatuh pada yang syubhat maka berarti ia telah jatuh kepada yang haram, misalnya semacam orang yang menggembalakan binatang di sekitar daerah larangan maka mungkin sekalin binatang makan di daerah larangan itu.Ketahuilah bahwa setiap raja mempunyai larangan dan ketahuilah bahwa larangan Allah ialah apa-apa yang diharamkan-Nya (oleh karena itu yang haram jangan didekati)''.

2. Kaidah Ushul Fikih
''Menolak kerusakan-kerusakan itu didahulukan daripada menarik kemaslahatan-kemaslahan (jika tidak demikian sangat mungkin mafasidnya yang diperoleh, sedangkan mushalihnya tidak dihasilkan)''.

Majelis Ulama Indonesia memfatwakan:
1. Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa as, akan tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan di atas.
2. Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat Islam hukumnya haram.
3. Agar ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah Subhanahu Wata'ala dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan perayaan Natal.


Jakarta, 1 Jumadil Awal 1401 H
7 Maret 1981 M

KOMISI FATWA
MAJELIS ULAMA INDONESIA


Ketua,
ttd.



K.H. M. SYUKRI GHOZALI

Sekretaris,
ttd.


Drs. H. MAS'UDI

Fatwa Tentang Ucapan Natal

Pada saat-saat ini, terdapat hal yang mungkin secara sadar atau tidak kita lakukan yaitu dengan memberikan ucapan selamat hari raya agama lain (dalam hal ini natal untuk pemeluk nasrani). Dan bahkan kita mungkin tidak perduli tentang hukum islam tentang hal itu karena seolah-olah telah menjadi sesuatu yang wajar-wajar saja (tidak disuruh juga tidak dilarang) pada masyarakat kita.

Memang harus diakui hal ini menjadi kontroversi tersendiri. Ada ulama yang mengharamkan dan ada yang tidak. Di negeri ini, ulama-ulama dari kalangan liberal, dengan berbagai alasan, mengatakan bahwa memberikan ucapan hari raya pemeluk agama lain tidaklah haram, baik dengan alasan toleransi, tidak ada hadist yang secara jelas menyatakannya, bahkan sampai ada yang mengatakan Jesus (Nabi Isa) kan juga nabinya umat Muslim.

Ayo mau mengikuti yang mana? Dalam masalah ini, aku mengikuti pendapat yang mengharamkan pengucapan selamat hari raya agama lain. Semoga, fatwa dari ulama terkemuka di bawah ini, bisa menjadi pencerahan bagi kita semuanya sehingga bisa meneguhkan aqidah kita.

------------------------------------------------------------------------------------------

Hukum Ucapan “Merry Christmas” (Selamat Hari Natal)

Oleh: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Pertanyaan:

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah ditanya:

Bagaimana hukum mengucapkan Merry Christmas (Selamat Natal) kepada orang-orang Kafir? Bagaimana pula memberikan jawaban kepada mereka bila mereka mengucapkannya kepada kita? Apakah boleh pergi ke tempat-tempat pesta atau majlis yang mengadakan acara seperti ini? Apakah seseorang berdosa, bila melakukan sesuatu dari yang disebutkan tadi tanpa sengaja (maksud yang sebenarnya) namun dia melakukannya hanya untuk menghormati kawan, malu, perasaan atau sebab-sebab lainnya? Apakah boleh menyerupai mereka di dalam hal itu?

Jawaban:

Mengucapkan Merry Christmas (Selamat Natal) atau perayaan keagamaan mereka lainnya kepada orang-orang kafir adalah haram hukumnya menurut kesepakatan para ulama (ijma).

Hal ini sebagaimana dinukil dari Ibn al-Qayyim rahimahullah di dalam kitabnya Ahkam Ahl adz-Dzimmah, beliau berkata, Adapun mengucapkan selamat berkenaan dengan syiar-syiar kekufuran yang khusus bagi mereka adalah haram menurut kesepakatan para ulama, seperti mengucapkan selamat terhadap Hari-Hari besar mereka dan puasa mereka, walau sekadar mengucapkan, Semoga Hari raya anda diberkati atau anda yang diberikan ucapan selamat berkenaan dengan perayaan hari besarnya itu dan semisalnya.

Perbuatan ini, kalaupun orang yang mengucapkannya dapat lari dari kekufuran, maka dia tidak akan lari dari melakukan hal-hal yang diharamkan. Ucapan semacam ini setara dengan ucapannya terhadap perbuatan sujud terhadap Salib bahkan lebih besar dari itu dosanya di sisi Allah. Dan amat dimurka lagi bila memberikan selamat atas minum-minum khamar, membunuh jiwa, melakukan perzinaan dan sebagainya. Banyak sekali orang yang tidak sedikitpun tersisa kadar keimanannya, yang terjatuh ke dalam hal itu sementara dia tidak sedar betapa buruk perbuatannya tersebut. Jadi, barangsiapa yang mengucapkan selamat kepada seorang hamba karena melakukan suatu maksiat, bid’ah atau kekufuran, maka berarti dia telah menghadapi Kemurkaan Allah dan Kemarahan-Nya.

Mengenai kenapa Ibn al-Qayyim sampai menyatakan bahwa mengucapkan selamat kepada orang-orang kafir berkenaan dengan perayaan hari-hari besar keagamaan mereka haram dan posisinya demikian, karena hal itu mengandung persetujuan terhadap syiar-syiar kekufuran yang mereka lakukan dan meridhai hal itu dilakukan mereka sekalipun dirinya sendiri tidak rela terhadap kekufuran itu, akan tetapi adalah HARAM bagi seorang Muslim meridhai syiar-syiar kekufuran atau mengucapkan selamat kepada orang lain berkenaan dengannya karena Allah Taala tidak meridhai hal itu, sebagaimana dalam firman-Nya.

“Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu.” [Az-Zumar:7]

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku- cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu.” [Al-Ma`idah :3]

Jadi, mengucapkan selamat kepada mereka berkenaan dengan hal itu adalah haram, baik mereka itu rekan-rekan sepejabat dengan kita seorang (Muslim) ataupun tidak.

Bila mereka mengucapkan selamat berkenaan dengan hari-hari besar mereka kepada kita, maka kita tidak boleh menjawabnya karena hari-hari besar itu bukanlah hari-hari besar kita. Juga karena ia adalah hari besar yang tidak diridhai Allah Taala; baik disebabkan perbuatan mengada-ada ataupun disyariatkan di dalam agama mereka akan tetapi hal itu semua telah dihapus oleh Din-ul-Islam yang dengannya Nabi Muhammad Shallallhu ‘alaihi Wa Sallam diutus Allah kepada seluruh makhluk. Allah Taala berfirman.

“Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi”. [Ali Imran:85]

Kerana itu, hukum bagi seorang Muslim yang memenuhi undangan mereka berkenaan dengan hal itu adalah HARAM karena lebih besar dosanya berbanding mengucapkan selamat kepada mereka berkenaan dengannya. Memenuhi undangan tersebut mengandung makna ‘ikut serta’ bersama mereka di dalamnya.

Demikian pula, haram hukumnya bagi kaum Muslimin menyerupai orang-orang Kafir, seperti mengadakan majlis atau pesta-pesta berkenaan dengan hari besar mereka tersebut, saling memberi hadiah, membagi-bagikan manisan, hidangan makanan dan semisalnya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallhu ‘alaihi Wa Sallam,

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk sebahagian dari Mereka”. [Hadits Riwayat Abu Daud]

Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyah berkata di dalam kitabnya Iqtidl` ash-Shirth al-Mustaqm, Mukhlafah Ashhb al-Jahm:

Menyerupai mereka di dalam sebagian hari-hari besar mereka akan menyebabkan timbulnya rasa senang di hati mereka atas kebatilan yang mereka lakukan, dan barangkali hal itu membuat mereka mencari-cari kesempatan (dalam kesempitan) dan menghinakan kaum lemah (iman). Dan barangsiapa yang melakukan sesuatu dari hal itu, maka dia telah berdosa, baik melakukannya karena berbasa-basi, ingin mendapatkan simpati, rasa malu atau sebab-sebab lainnya kerana ia termasuk bentuk peremehan (penghinaan) terhadap Dinullah dan merupakan sebab hati orang-orang kafir menjadi kuat dan bangga terhadap agama mereka."

Kepada Allah kita memohon agar memuliakan kaum Muslimin dengan Din mereka, menganugerahkan kemantapan hati dan memberikan pertolongan kepada mereka terhadap musuh-musuh mereka, sesungguhnya Dia Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

[Disalin dari Majmu Fatwa Fadllah asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Jilid.III, h.44-46, No.403]

Zizou

FIFA World Cup 2006 telah selesai. Dan kita kembali kepada kehidupan yang normal. Udah ga begadang lagi dan ga ada kata ngantuk ketika kerja..hehehe..

Tapi...obrolan tentang World Cup...ternyata belum abizzz... Semua koran, internet, TV, radio .. semua media deh ... lagi membahas "Ada Apa Dibalik Tandukan Zidane pada Materazi ???". Ada yang bilang Materazi melakukan provokasi dengan mengatakan Zidane sebagai teroris, ada yang bilang Materazi menghina agama Zidane, keluarga dan asal-usulnya. Jika Materazi melakukan hal itu, pantaskan Zidane melakukan tandukan itu... Jawabannya bermacam-macam...

Jika benar yang dikabarkan itu benar dilakukan Materazi apalagi jika berulang-kali, namanya manusia adalah wajar jika Zidane emosi dan ketika emosi itu tidak tertahankan dan mulut Materazi masih nyinyir, dough, pelajaran untuk Materazi itupun pasti datang dan terkaparlah ia.

Namun sebagai Muslim, menahan emosi dan hawa nafsu merupakan adalah tindakan yang mulia. Kita harus mampu mengendalikan diri. Begitulah Rasulullah SAW mengajarkan. Banyak jebakan-jebakan dilakukan lewat provokasi oleh musuh-musuh kita. Dan jika kita gagal mengendalikan diri dan terbawa emosi, itulah kemenangan bagi mereka dan kekalahan bagi kita karena kita kehilangan apa yang seharusnya menjadi bagian dari diri kita, kesabaran, kesantunan, penuh kasih dan yang tertinggal adalah amarah, hujatan, kebencian dan hal-hal yang negatif lainnya.

Begitulah terkadang dalam hidup ini, dalam pekerjaan, bisnis, interaksi di masyarakat dan apapun kegiatan, ada saja pihak-pihak yang tidak menginginkan kesuksesan ada pada diri kita. So, keep watching ... waspadalah..waspadalah...

Dr. Aid Al-Qarni dalam bukunya La Tahzan mengatakan "Wahai orang yang berakal dan sadar, tempatkan segala sesuatu itu sesuai dengan ukurannya. Janganlah membesar-besarkan peristiwa dan masalah yang ada. Bersikaplah adil, seimbang dan jangan berlebihan. Jangan pula larut dalam bayang-bayang semu dan fatamorgana yang menipu."

"Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" (QS. Al-Mumtahanah : 07).

Liburan


"Berhibur tiada salahnya, karna hiburan itu indah..tapi pabila salah memilihnya membuat kita jadi bersalah"... Begitulah lirik nasyid lagu Raihan yang berjudul Berhibur, menyertaiku pagi ini melalui mp3 player di komputer kerjaku. Yah, hari ini cukup fresh, karna sabtu kemarin habis liburan ke Tangkuban Perahu aman teman-teman kantor....

Hari itu, 15 Apr 2006, aku bersama temen-temen berangkat ke Tangkuban Perahu. Inilah baru pertama kali aku ke sana. Bosan juga liburan di Jakarta, perlu suasana baru, liburan yang dekat dengan alam.

Melewati jalan yang berliku dan pemandangan kebun teh yang menghampar, menjadikan ku ingin lebih lama duduk di sana. Menghirup udara dalam-dalam dan hmm...damai sekali....

Begitu memasuki area Taman Wisata Tangkuban Perahu, bau belerangpun menyambut..dan ternyata pengunjungnya pun banyak sekali, entah mereka datang dari mana, yang jelas hari itu ramai sekali.

Bau belerang itu malah membuat langkah kaki semakin bergegas ingin menikmati karunia Allah berupa alam yang indah dengan gunung yang tegak, kawah yang lebar dan panorama di sana yang indah. Ratusan bahkan ribuan orangpun di sana tak bosan berfoto mengabadikannya.

Allahu Akbar .... Ya Allah, begitu sempurnanya Kau ciptakan alam ini ... dan kami - manusia - hanyalah bagai titik dan mungkin lebih kecil lagi, yang berbaris di permukaan gunung itu. Sementara Engkau adalah Maha Kuasa, Maha Pencipta, tak adalah yang dapat kami sombongkan di dunia ini, karena semua itu adalah milik-Mu.



"Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS. Ar-Ra'd : 3)


Nikmati Saja

Seorang teman berkata "Enak ya jadi penjual gorengan. Coba bayangin dia kerja ga ada yang nyuruh, mau mulai jam berapa pun jualnya terserah dia, jam 12.00 sudah selesai, tinggal pulang bawa grobaknya. Pendapatannya nih, dia bisa jual 500 potong gorengan per hari, kalo harga gorengan Rp. 500 per potong, coba hitung, ia bisa dapet Rp. 150,000 per hari. Dengan asumsi keuntungan 50%, keuntungan dia perhari Rp. 75.000 dan sebulan Rp. 2,5 juta...sementara kita mati-matian untuk dapatin segitu..."

Ya, terkadang akupun pernah terlintas kaya gitu. Membandingkan dua kondisi yang berbeda meski memang sebenarnya ga pantas untuk dibandingkan. Ga ketemu....

Mengapa? Karena di sudut yang lain, seorang penjual gorengan menatap wajah para karyawan yang membeli gorengannya, sambil berkata :
"Enak ya mas jadi orang kantoran. Kerja di kantor ga kepanasan pake AC lagi, pake baju bersih rapi, kerjanya di depan komputer dan gajinya pasti lumayanlah..Saya pengin anak saya seperti sampeyan, jangan seperti saya, jadi tukang gorengan. Bayangin mas, habis jualan jam 12 siang saya belanja bahan dagangan, harus bangun jam dua malam untuk buat adonan dan jam enam sudah harus mangkal di sini. Kalo saya males, keluarga saya ga makan, kalo mas sih tinggal bolos aja...Kalo dagangannya ga pas rasanya atau ga cepet layaninnya, yang beli mada protes, apalagi kalo musim hujan mas, yah tekor dagangan ga habis, trus kalo musim trantib, kejar-kejaran ama trantib. Untung bisa lari, kalo gerobak diangkut..wah..habis mas...". Penjual itu masih bertutur penuh keluh kesah.

Mendengarnya aku hanya bisa tersenyum dalam hati dan malu. Apa jadinya kalo aku yang jualan itu??

Ya, aku harus bersyukur dengan apa yang telah aku dapat, enak ga enak, suka ga suka, puas ga puas, itulah yang harus dinikmati karena itulah milikku. Yang penting bagaimana membuat yang ga enak menjadi enak, ga suka menjadi suka dan ga puas jadi puas. Seorang teman mengatakan, cukup dengan membiasakannya, mencintainya dan mensyukurinya.

Yeach...eit kerjaan masih banyak nih, so, I must enjoy it coz I love it...

"Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung ni`mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (ni`mat Allah)"
(QS. Ibrahim : 34)


Harus Optimis

Di suatu sore, di sebuah warung di pinggir jalan depan Mal Kalibata, sambil menunggu sate ayam pesananku masak, tanpa sengaja aku mendengarkan percakapan menarik dua orang pemuda (A dan B) seumuranku, yang juga sama-sama menunggu sate ayam pesanannya masak.

"Katanya kamu kena PHK ?" tanya pemuda A
"Ya, benar. Oleh karena itu aku ajak kau makan disini. Ini makanan kesukaan kita. Ya, mungkin setelah ini kita akan sulit sekali bisa makan di sini." jawab pemuda B.
"Kasihan kamu. Kamu kan habis menikah dan istrimu ga kerja" terus pemuda A.
"Jangan kasihani aku seperti itu. Alhamdulillah aku dapat pesangon dua bulan gaji. Aku akan bawa istriku pulang ke kampung. Aku akan buka usaha kecil-kecilan di sana. Mungkin berat bagi istriku, tapi aku akan mengajarinya menikmati hidup. Insya Allah ia pasti bisa." kata pemuda B dengan yakin.
"Kamu optimis sekali" kata pemuda A.
"Itu harus. Karena cuma itu modalku saat ini" tegas pemuda B.

Optimis...sebuah kata yang penuh energi. Kata-kata pemuda B itu terus saja terngiang di benakku.

Dia benar itulah modal yang cukup penting untuk survive. Dalam kondisi apapun selalu berfikir positif. Tidak menjadikan kekurangan sebagai alasan untuk berhenti, namun mendayagunakan apa yang tersisa untuk berjalan. Life must go on.

Benar..seperti kata para motivator dalam seminarnya tentang gelas yang airnya setengah. Tergantung bagaimana kita menyikapinya, apakah itu setengah isi atau setengah kosong menurut kita. Dari situlah hidup kita akan survive atau game-over.

Bismillah

"Koran mas. "

Aku pun sedikit terkejut, baru saja ku kunci kamar kos tempat aku tinggal untuk berangkat ke tempat kerja, ada suara yang menyapa. Padahal waktu itu masih jam setengah enaman dan udarapun masih basah sisa hujan semalam. Akupun menoleh, seorang pemuda umur belasan, sambil tersenyum menunjukkan setumpuk koran yang dibawanya...

"Ada republika, media, poskota..." pemuda itu mencoba menawarkan..
"Ada berita apa?" tanyaku
"Wah banyak banyak..ada Iran yang berani melawan barat dalam hal pengayaan uranium, ada Jakarta yang siaga IV karena mau banjir, penolakan umat Islam terhadap Playboy, wah banyak deh mas.." dengan semangat ia menjelaskan..

Akhirnya aku membeli koran dari pemuda. Dan dari gang tempat kos aku tinggal, kami berjalan menuju jalan raya. Dalam perjalanan pemuda itu bercerita..

"Aku harus dapat jual koran sebanyak-banyaknya mas. Aku perlu uang untuk dapat ditabung. Pertengahan tahun ini aku dah lulus SMU dan aku pengin kuliah. Siapa tahu bisa merubah hidup. Ya, orang bilang sih aku nghayal, tapi aku ga peduli, aku yakin aku bisa mas." katanya sambil berlari penuh smangat mengejar bus yang lewat..

Wow, aku tertegun melihat smangat yang luar biasa dari pemuda itu. Aku seakan bisa merasakannya dari cara dia bicara dan langkah dia berlari...

Aku masih dipinggir jalan, menungguh Kopaja 57 lewat...sambil merenung dan tersenyum sendiri..dan smangat pemuda itu ternyata menyulut smangatku juga. Hingga Kopaja itu datang dan aku berada di dalamnya pun, smangat itu ada di sana .

Ya aku harus punya smangat yang sama seperti pemuda itu. Masa depan yang lebih baik, aku harus berusaha menggapainya. Aku tidak boleh kalah oleh tugas yang menumpuk, jalan yang macet, kesulitan yang datang apalagi ama kemalasan yang menggoda.

Sambil membaca halaman demi halaman dari koran yang kubeli, terlintas di benakku, hari ini adalah hari penuh smangat. Di sekitarku, ada seorang penjual koran yang mengajariku bagaimana mengawali hari dengan smangat dan ada aku yang terbakar smangat melihatnya. Di luar sana, ada sebuah negara yang dengan smangat dan percaya diri, mengayakan uranium untuk mendapatkan sumber energi alternatif bagi rakyatnya meski harus berhadapan dengan kesewenangan negara adikuasa, sementara di sini, ada mayoritas umat islam dengan smangat memperjuangkan kebenaran dengan menentang kehadiran majalah perusak moral. Semoga saja pagi ini mengawali kesuksesan di hari ini .. and..moga-moga ga jadi banjir (..kata koran sudah siaga IV..).

Sementara itu pula, seperti tahu smangat ini, di ear-phone ku yang tersambung dengan mp3 player, senandung nasyid dari Raihan pun meluncur diiringi dengan alat musik pukul yang menghentak.

"Mulaikanlah kerja dengan niat yang satu untuk mendapat keridloannya, biar sgala urusan dipermudahkannya, agar snantiasa dalam kebaikan, barulah hati kita kan terasa tenang dan bersyukur dengan apa yang ada...
Dimulaikan dengan Bismillah, disudahi dengan Alhamdulillah, begitulah sehari dalam hidup kita, mudah-mudahan diberkahi Allah "


Ya, Allah kuatkanlah imanku, ridloilah setiap langkahku dan mudahkanlah jalanku dalam menggapai rahmatmu.


"Rodliytu billahi robbaa, wabil islaam midiynaa, wabimuhammadin sholallahu 'alayhi wasalama rosuulan"


Assalamualaikum Wr. Wb.

Jika kita berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba. Hari inilah yang akan kita jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum tentu datang. Hari yang saat ini mataharinya menyinari kita dan siangnya menyapa kita inilah hari kita.
Umur kita mungkin tinggal hari ini. Maka anggaplah masa hidup kita hanya hari ini atau seakan-akan kita dilahirkan hari ini dan akan mati hari ini juga. Dengan begitu kita tak akan tercabik-cabik di antara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh ketidakpastian dan acapkali menakutkan.

"Maka berpegangteguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang yang bersyukur" [QS. Al-Araf : 144]

Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian dan kebencian.

[disarikan dari La Tahzan, Dr. 'Aidh al-Qarni]